Budidaya Jamur Tiram (Pleorotus ostreatus)





USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA



PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreotus) SEBAGAI USAHA MANDIRI MAHASISWA.

PKM-K



BIDANG KEGIATAN

PKM Kewirausahaan



Diusulkan oleh:

Andi Saputro              (A420080180)        2008

                          Yulia kurniawan         (A420080193)        2008

                          Anis Rachmawati       (A420070093)        2007       



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2010


A.       JUDUL

Pengembangan Budidaya Jamur Tiram (Pleorotus ostreatus) Sebagai Usaha Mandiri Mahasiswa.



B.       LATAR BELAKANG MASALAH

Jamur digolongkan ke dalam tumbuhan yang berspora, memiliki inti plasma, tetapi tidak berklorofil (tidak memiliki zat hijau daun). Tubuhnya tersusun dari sel-sel lepas sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan hifa yang menyusun tubuh buah disebut miselium. Hifa akan tumbuh bercabang-cabang, sedangkan miselium membentuk gumpalan-gumpalan kecil sebagai awal pembentukan tubuh buah. Lalu gumpalan-gumpalan tersebut bertambah besar dan membentuk bulatan. Struktur berbentuk bulatan ini adalah cikal bakal tubuh buah pada jamur yang disebut primordium. Bentuk primordium pun beragam, tergantung pada jenis jamurnya. Jamur digolongkan ke dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak mampu menghasilkan zat-zat hidupnya sendiri sehingga harus mengambilnya dari organisme lain, seperti kayu yang membusuk atau batang pohon. Menurut sub-kelasnya, jamur dibedakan menjadi dua, yakni Ascomycetes dan Basidiomicetes. Jamur dari sub-kelas Basidiomycetes lebih mudah diamati karena ukuran tubuh buahnya yang cukup besar, tidak seperti dari sub-kelas Ascomycetes yang berukuran sangat kecil (mikroskopis).

Berdasarkan media tumbuhnya, jamur konsumsi dibedakan menjadi dua yaitu, jamur kayu dan jamur merang. Sebutan jamur kayu diberikan berdasarkan pada media tumbuhnya. Disebut jamur kayu karena media tumbuhnya berupa bahan-bahan yang berkaitan dengan kayu, seperti kayu gelondongan, serpihan kayu, atau dari serbuk gergaji. Dialam, jamur-jamur ini banyak dijumpai menempel pada pokok-pokok kayu yang telah lapuk atau pada pangkal-pangkal pohon. Sebenarnya istilah “jamur kayu” untuk sekarang ini kurang tepat, karena limbah-limbah yang mengandung selulosa (mengandung karbohidrat) dan lignin, seperti jerami, kapas, dedak, daun pisang, dan tongkol jagung pun sudah dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur kayu. Karena itu, praktisnya, sekarang disebut nama jamurnya saja, misal jamur shiitake, jamur kuping, dan jamur tiram.

Jenis jamur kayu yang nilai ekonomisnya tinggi dan banyak dikonsumsi sebagai makanan adalah jamur shiitake (Lentinus edodes), jamur kuping ( Auricularia sp.), dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Jamur kayu yang banyak digunakan sebagai obat adalah jamur lingzhi (Genoderma lucidum) dan jamur maitake (Grifolia frondosa). Bagi masyarakat Jepang, jamur tiram disebut shimeji, lain lagi dengan masyarakat Eropa dan Amerika, mereka menyebutnya dengan Oyster mushroom. Di Indonesia popular dengan nama jamur tiram atau jamur kerang, karena bentuk tudungnya mirip dengan kulit kerang. Di habitat aslinya, jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang paling banyak dicari berasal dari kayu-kau lunak, kayu pohon karet, kayu pohon kapuk, dan kayu pohon kidamar. Walau begitu pada saat sekarang, pertanian jamur jenis ini tidak terbatas pada satu dua jenis kayu tertentu tetapi pada substrat yang terdiri dari serbuk gergaji, jerami, sekam, sisa kertas serta bahan lainnya seperti bagas (ampas tebu), ampas aren dan sabut kelapa.

Sebagian besar jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dikonsumsi sebagai bahan makanan. Selain diolah segar sebagai campuran sup, salad, dan pepes, dapat diolah juga menjadi makanan kering, seperti keripik (tiram chips) dan kerupuk. Kandungan gizinya tergolong tinggi. Protein nabatinya saja mencapai 10-30%, belum lagi asam aminonya yang cukup lengkap, termasuk asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Jika dikonsumsi dalam bentuk kering, jamur ini mengandung vitamin C sebanyak 35-58 mg/100 gram dan vitamin B2 sebanyak 4,7-4,9 mg/100 gram. Karena itu, tidak mengherankan jika jamur tiram (Pleurotus ostreatus) juga memiliki berbagai macam khasiat untuk kesehatan tubuh, antara lain sebagai sumber protein nabati yang rendah kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit hipertensi dan serangan jantung.

Dewasa ini semakin banyak orang yang membudidayakan jamur khususnya jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Ada dua alasan utama semakin banyak orang yang tertarik menggeluti bisnis budi daya jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Pertama, dari segi bisnis menguntungkan karena harganya cukup tinggi, permintaan pasar tinggi, waktu panennya singkat sekitar 1-3 bulan sehingga perputaran modalnya juga berlangsung cepat, bahan baku mudah didapat, dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Alasan yang kedua, jamur tiram (Pleurotus ostreatus) sangat bermanfaat untuk kesehatan karena kualitas gizinya tinggi, mengandung berbagai zat-zat esensial yang berguna bagi metabolisme tubuh. Selain itu rasa dagingnya lezat sehingga banyak diminati oleh konsumen. 

Prospek bisnis jamur tiram (Pleurotus ostreatus) terbuka lebar karena banyak pilihan usaha yaitu bisa dengan menciptakan pasar sendiri, bisa pula dengan mengikuti jalur pasar yang telah ada, misalnya menjadi supplier hotel, pasar swalayan, restoran, perusahaan catering. Beberapa restoran dan hotel menyajikan menu masakan Oriental yang menjadikan jamur sebagai bahan bakunya, misalnya menu masakan  Cina, Jepang, dan Korea. Namun dewasa ini jamur mulai banyak kreasi makanan dengan menggunakan bahan baku jamur. Seperti keripik, sup, bakso, burger dan lainnya. Selain itu kebutuhan masyarakat yang terus bertambah tidak diiringi peningkatan produktifitas jamur, sehingga peluang pasar pun semakin besar.

Peluang seperti ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk melatih atau mengembangkan jiwa kewirausahaan. Karena mayoritas mahasiswa masih menggantungkan kebutuhannya dari uang saku yang diberikan oleh orang tua. Disisi lain ada juga mahasiswa yang mencari tambahan uang saku dengan bekerja dengan sistem part-time, namun masalahnya mahasiswa kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan kuliah (tugas-tugas kuliah). Budi daya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) bagi mahasiswa  mempunyai peluang usaha yang sangat besar karena baru sedikit atau bahkan tidak ada yang mengembangkan usaha jamur di kalangan mahasiswa. Padahal jika usaha ini dikembangkan hasilnya bisa untuk menambah uang saku dan sekaligus melatih jiwa wirausaha.



C.       PERUMUSAN MASALAH

1.    Bagaimana cara memenuhi kebutuhan konsumsi jamur tiram (Pleurotus ostreatus) masyarakat ?

2.    Bagaimana cara membentuk dan meningkatkan kemandirian  mahasiswa dengan berwirausaha budi daya jamur tiram (Jatira) ?



D.       TUJUAN

1.    Menjadikan mahasiswa menjadi lebih mandiri melalui budidaya jamur tiram (jatira).

2.    Melatih jiwa kewirausahaan melalui pengembangan budi daya jamur tiram (jatira).

3.    Memenuhi kebutuhan konsumsi jamur tiram (Jatira) masyarakat.



E.        LUARAN YANG DIHARAPKAN

Program ini diharapkan mampu Menghasilkan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.



F.        KEGUNAAN

Program ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi jamur tiram (Pleurotus ostreatus) pada masyarakat dan menumbuhkan kemandirian mahasiswa agar tidak terlalu bergantung pada orang tua sekaligus sebagai pelatihan berwirausaha.



G.       GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

1.    Bentuk usaha

Bentuk usaha dalam program ini adalah pembudidayaan jamur tiram (jatira) sebagai usaha mandiri mahasiswa. Budi daya jamur tiram ini diharapkan mampu menciptakan peluang usaha baru bagi mahasiswa. Cerahnya prospek usaha budidaya jamur ini ternyata menciptakan peluang usaha bagi banyak orang termasuk mahasiswa, disela-sela kesibukannya menuntut ilmu di bangku perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan lainnya, sebenarnya meraka masih mampu menyempatkan waktunya untuk membudidayakan jamur tiram ini asalkan mereka mampu untuk mengatur waktu. Budi daya jamur ini sebenarnya tidak begitu menyita waktu banyak, hanya pada saat awal pembuatan media tanam atau baglog yang membutuhkan waktu agak lama dan rumit.

2.    Bahan

Bahan untuk pembudidayaan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) ini bisa didapatkan disekitar Surakarta, namun untuk bibit induk jamur tiram (F3) didapatkan dari produsen jamur tiram di daerah Sembung, Bekonang, Sukaharjo.



H.       METODE PELAKSANAAN

1.  Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program

Waktu pelaksanaan program ini dimulai pada bulan Februari 2011 sampai Juni 2011. Tempat pelaksanaan program ini berada di Sidomulyo RT 01/03, No.39, Makamhaji, Kartasura. Hal ini dilakukan karena keberadaan tempat itu sendiri yang strategis yaitu dekat dengan sumber bahan baku, pemasaran, dan dengan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2.    Tahap Pelaksanaan Program

a.    Tahap 1

Tahap pertama dalam pelaksanaan program ini yaitu survei, kemudian bekerjasama dengan petani dan pengepul atau penjual jamur tiram (Pleorotus ostreotus).

b.    Tahap 2

Membeli bibit (F3), kemudian bibit tersebut dibawa ketempat produksi untuk diturunkan lagi menjadi bibit F4 dan dilakukan perawatan/inokulasi.

b.    Tahap 3

Melakukan pemanenan ± hari ke 50 setelah inokulasi sampai masa produktivita jamur tersebut habis.

c.    Tahap 4

Tahap selanjutnya analisis usaha dari proses produksi jamur tiram (Pleorotus ostreotus). Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya produksi sehingga dalam proses penjualannya dapat dilakukan dengan tepat.



3.  Teknis Pelaksanaan Program.

a.    Pembagian kerja

Pelaksanaan program budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) ini dilakukan oleh 3 anggota tim, dengan pembagian job atau kerja yang seimbang sesuai kemampuan dan proporsi masing-masing anggota tim. Pelaksanaan program ini terdiri dari 4 tahapan mulai dari mencari bibit, pemeliharaan, pemanenan, pemasaran dan analisis usaha.

b.    Pembuatan dan Pemeliharaan Bibit.

Proses pembuatan baglog  jamur yaitu bahan baku untuk membuat baglog adalah serbuk gergaji, bekatul, kapur, air, polybag, cincin bambu/plastik,  plastik,  kapas dan karet penutup dan bibit spora. Untuk komposisinya dalam setiap 100 baglog yaitu 70 kg serbuk gergaji  dicampur dengan 12 kg bekatul, 1 kg kapur serta 17 kg air, kemudian diaduk hingga merata.

Kemudian bahan baku sebanyak 900 gr tersebut dimasukkan kedalam polybag, dikancing dengan cincin bambu/plastik, ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet sehingga membentuk seperti tutup botol (baglog). Langkah ini disebut dengan proses pengompotan.

Setelah pengompotan, proses sterilisasi siap dilakukan, yaitu dengan cara memanaskan baglog dalam autoclave bertekanan 1,5 – 2,5 bar  atau suhu 200 derajat celcius selama 2 jam. Dalam melakukan porses sterilisasi ini hanya menggunakan drum bekas oli yang telah dibersihkan.

Baglog dimasukkan kedalam drum tersebut dengan posisi terbalik agar kadar air tidak bertambah. Kemudian dilakukan proses pengukusan selama 8 jam diatas tungku kayu bakar. Setelah itu baglog didinginkan dalam ruangan selama 12 jam

Langkah selanjutnya adalah proses penanaman bibit, yaitu memasukan bibit spora kedalam lubang baglog lalu diratakan, kemudian disumbat dengan kapas dan diikat kembali dengan plastik dan karet.

Baglog disimpan dalam ruang pemutihan sehingga terjadi penyebaran bibit spora dari bagian atas baglog ke bagian bawahnya. Hal ini menyebabkan baglog yang pada awalnya berwarna cokelat berubah menjadi putih.

Dalam waktu 3 minggu spora telah menyebar lebih dari 3/4 baglog. Baglog siap dipindahkan ke rak pertumbuhan, ditata menumpuk dan disiram dengan menggunakan sprayer 2 kali sehari. Satu sampai dua minggu berikutnya jamur tiram tumbuh dan siap untuk dipanen.

c.    Pemanenan

Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.

d.    Pemasaran

Proses pemasaran hasil produksi jamur tiram ini dilakukan dengan menyetorkan langsung kepada para pengepul/ penjual jamur tiram dipasar-pasar wilayah surakarta.

4.  Insrumen Pelaksanaan Program.

Instrumen pelaksanaan progran ini antara lain:

a.    Alat

b.    Bahan

c.    Tempat Produksi.







I.          JADWAL KEGIATAN

Nama Kegiatan
Tahun 2011
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
Bulan ke-5
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
A. Persiapan

Pelatihan




















Alat dan Bahan




















B. Pelaksanaan

Tahap 1




















Tahap 2




















Tahap 3




















Tahap 4




















C.Penyusunan Data























J.         RANCANGAN BIAYA

1.  Bahan Habis Pakai

No.
Nama Barang
Satuan
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
Serbuk kayu
Kg
2100
500
1.050.000
2.
Bekatul
Kg
370
3.000
900.000
3.
Kantong plastik
Buah
3100
200
620.000
4.
Kapas
Kg
20
8.000
160.000
5.
Karet
Buah
3100
150
465.000
6.
Kapur (CaCo3)
Kg
35
 3.000
105.000
7.
Tepung jagung
Kg
125
3.500
437.500
8.
Bibit F3
Botol
100
4.000
400.000
9.
Air
m3
15 X 5
3.600
270.000
10.
Pipa plastik
M
3.000
1500
450.000
Jumlah
4.857.500



2.  Peralatan Penunjang PKM

No.
Nama Alat
Satuan
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
Alat stem/Autoklaf
Set
1
800.000
800.000
2.
Bambu
Batang
100
2.000
200.000
3.
Cangkul
Buah
2
45.000
90.000
4.
Skop
Buah
2
42.000
84.000
5.
Botol
Buah
3
1.500
4.500
6.
Sendok bibit
Buah
4
2.000
8.000
7.
Centong
Buah
4
3.000
12.000
8.
Selang
M
10
5.000
50.000
9.
Spreyer
Buah
3
50.000
150.000
Jumlah
1.398.500



3.  Perjalanan

No.
Jenis Kegiatan

Satuan
Volume
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
Survei

2
20.000
40.000
2.
Pembelian Bahan

2
100.000
200.000
3.
Pembelian Alat

2
50.000
100.000
4.
Penjualan Hasil Produksi

10
20.000
200.000
Jumlah
540.000







4.  Penulisan Laporan

No.
Jenis Kegiatan
Satuan
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
Foto kopi dan Print
Lembar
200
500
100.000
2.
Penjilidan Laporan dan Makalah
Eksemplar
5
3.000
15.000
3.
Penggandaan Laporan dan Makalah
Eksemplar
8
8.000
            
64.000
Jumlah
179.000



5.  Lain-lain

No.
Jenis Kegiatan
Satuan
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
Internet
Jam
10
2.500
25.000
Jumlah
25.000



⃰ Total pengeluaran     : Rp.7.000.000,00

⃰ Total anggaran     : Rp.7.000.000,00